Peringatan HUT ke-78 RI tahun 2023 ini begitu istimewa bagi Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Provinsi Jatim, Restu Novi Widiani. Dimomen itu, Kadinsos Jatim menerima anugerah berupa Satya Lencana Karya Satya XXX atau penghargaan tertinggi bagi ASN yang disematkan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa.
Ditemui usai menerima penghargaan, Kadinsos Jatim bersyukur karena telah menerima anugerah tersebut. “Sebagai ASN, tentunya bangga bisa melewati 10, 20, dan 30 tahun mengabdi pada negara selama 32 tahun. Ini Satya Lencana Karya Satya terakhir di jenjang ASN. Setiap orang mendambakan ini dipersembahkan pada saat keadaan sehat dan masih bisa berkarya,” kata Novi, Senin (21/8/2023).
Dia melanjutkan, hampir seluruh pengabdiannya sebagai dia lalui di Dinsos Jatim. Novi diangkat sebagai ASN pada 1991 di Kementerian Sosial, kemudian bergabung dengan Dinsos Provinsi Jatim pada tahun 2000. Selama di Dinsos Jatim, dia pernah menjadi Kepala UPT Dinsos Jatim di Jombang, bersamaan dengan menjadi Plt Kepala UPT Perlindungan dan Pelayanan Sosial Asuhan Anak (PPSAA) Trenggalek, Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial, lalu menjabat sebagai Sekretaris Dinsos Jatim.
Pada tahun 2021, Novi berhasil menembus pejabat tinggi pratama dan dipercaya menjadi Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jatim. Hingga kemudian, 20 Juni 2023, Novi dilantik Gubernur Khofifah sebagai Kepala Dinsos Provinsi Jatim.
“Dedikasi dan loyalitas saya persembahkan untuk masyarakat Jatim, dan tentunya saya tetap akan menjaga kepercayaan ibu Gubernur untuk menjadi Kepala Dinsos Provinsi Jatim, dan tentunya sebagaimana tuntutan ASN sekarang adalah bagaimana bereformasi birokrasi berdampak,” tegasnya.
Menurut Novi, di Dinsos reformasi birokrasi sangat terasa sekali, terutama dampak pada tataran masyarakat yang kurang beruntung, tidak bisa menjalankan fungsi secara sosial, dan memerlukan bantalan sosial ekonomi mulai dari bayi sampai yang meninggal dunia, sehat hingga yang tidak bisa mandiri, semuanya menjadi tanggung jawab Dinsos.
“Ini tantangan bagi saya sendiri. Walaupun saya Kepala Dinsos yang berlatar belakang Dinsos, tetapi saya tetap semangat melakukan perubahan supaya reformasi berdampak pada masyarakat Jatim maupun kepada ASN Dinsos Jatim. Semua ini terwujud sebagaimana yang sering disampaikan ibu Gubernur, bahwa modal menyelesaikan masalah dan melaksanakan tugas bersumber dari IKI, yaitu Inisiatif, Kolaborasi, dan Inovasi,” tutur Novi.
Pejabat kelahiran Bandung ini mengungkapkan, untuk poin Inovasi, dirinya telah membuktikan dengan keberhasilannya memboyong penghargaan Top 45 Sistem Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik) saat menjabat Kepala DP3AK Jatim. “Kami menjadi satu-satunya wakil dari Pemprov Jatim,” sambungnya.
Sementara untuk poin Kolaborasi, Novi senantiasa menciptakan jejaring dengan perguruan tinggi, dunia usaha, organisasi perempuan, organisasi masyarakat, dan semua pihak, karena dia memiliki prinsip untuk memperluas jejaring kerja.
“Agen perubahan. Itulah yang sama sampaikan kepada seluruh jajaran saya. Jangan pernah merasa puas dengan apa yang kita laksanakan hari ini. Hari ini harus lebih baik dari kemarin, sehingga tanpa terasa kita mempersembahkan kinerja terbaik untuk semuanya, terutama untuk masyarakat Jatim,” pungkasnya.
Sementara itu, Gubernur Khofifah Indar Parawansa saat prosesi penyematan Satya Lencana Karya Satya menjelaskan, penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi dan penghormatan atas seluruh dedikasi, energi, kinerja, dan produktivitas terbaik yang telah dicurahkan para ASN untuk Provinsi Jatim semakin maju. Oleh karena itu, ia meminta para ASN untuk bisa menjaga, menularkan dan menyemaikan dedikasinya kepada yang lain. Termasuk juga menjaga kepercayaan yang sudah diberikan oleh negara dan masyarakat.
“Panjenengan semua adalah ASN, maka jagalah kepercayaan dari negara dan masyarakat. International public trust untuk Indonesia meningkat, maka saya harap kepercayaan publik kepada pemerintah juga terus kita bangun, kita kuatkan, dan kita sinergikan,” pesannya.(fia/rls)